Menuju Pubertas Global (publish or perish)

“He who rejects change is the architect of decay”

-Harold Wilson.

Seorang anak berusia sepuluh tahun berlari kencangtak kenal lelah menuju sekolahnya. Betapa senangnya dia sudah bisa melewati pelajaran fundamental seperti membaca, menulis dan berhitung. Saat ini dirinya sedang menempuh mata pelajaran dasar pendukung sebagai bekal untuk menapaki jenjang pendidikan berikutnya.

Beranjak remaja, dia diberikan pekerjaan rumah untuk menjaga semangat belajarnya tetap tinggi diantara tantangan gejolak masa pubertas. Dirinya akan belajar memilah pergaulan, menjalani hobi, mengasah bakat, hingga mencari jati dirinya.

Ditjen Perbendaharaan sebagai organisasi besar yang akan memasuki usia satu dekade dapat dianalogikan dengan seorang anak pembelajar yang beranjak remaja. Fase fundamental menjalankan agenda reformasi keuangan negara telah dilalui, salah satunyapembentukan KPPN Percontohan yang berhasil melakukan simplifikasi proses bisnis dan penanaman integritas SDM, walaupun dalam perjalanannya menemui sedikit turbulensi.

Dalam menjalani masa pubertas, Ditjen Perbendaharaantelah dibekali kompas dalam format Cetak Biru Transformasi Kelembagaan tahun 2014-2025 yang disusun oleh McKinsey & Company dengan pengawalan implementasi oleh Project Management Office (PMO). Jati diri Treasury akan fokus menjalankan 4 (empat) fungsi, yaitu pencairan dan penerimaan anggaran, pengelola likuiditas, akuntansi dan pelaporan serta special mission.

“Change is the only evidence of life”, Evelyn Waugh. Sejatinya perubahan merupakan pertanda kehidupan. Perubahan bersifat misterius namun pasti, butuh ekstra usaha dan akan dihadapkan pada resistensi, karena tidak semua pihak bisa melihat cahaya perubahan, apalagi siap diajak berlari kencang dan terkena hujan. Strategi perubahan yang ramah tentunya akan disiasati melalui change management yang memperhatikan perilaku dan kesiapan pemangku kepentingan.

Menghadapi perubahan perlu segenap persiapan, baik dari aspek internal maupun eksternal. Berbagai gagasan dan kiat menghadapi perubahan banyak disajikan dalam berbagai literatur. Pada postingan ini penulis mencoba menyumbangkan beberapa gagasan berikut.

Pertama, less is more. Konsep ini tak hanya menjadi jargon dunia desain grafis dan tata ruang, namun juga relevan dengan pengelolaan perubahan. Sesuatu yang berpostur ramping biasanya akan sangat lincah mengikuti gerakan perubahan yang akan terus menggeliat. Sasaran jangka menengah dan panjang yang akan dicapai Ditjen Perbendaharaan akan ditopang dengan tiga pilar yang sejalan dengan reformasi birokrasi Kementerian Keuangan, yaitu proses bisnis, kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM). Pada pilar proses bisnis, organisasi dituntut untuk melakukan penyederhanaan pekerjaan yang memiliki tingkat kompleksitas tinggi namun dapat disajikan dengan casual, ringkas waktu, namun tanpa mengurangi esensi. Pada pilar kelembagaan juga demikian, desain organisasi yang ramping, efektif dan berpegang pada prinsip minim struktur-kaya fungsi sangat diharapkan. Sedangkan pada pilar SDM, dapat ditempuh proses rightsizing komposisi dengan tetap berpegang pada manajemen SDM berbasis kompetensi dan sistem merit.

Kedua, collaborative based action. Kelemahan berbagai institusi di negeri ini adalah pada tahapan eksekusi kebijakan. Memperhatikan aspek kualitas, kredibilitas dan independensi, dalam pelaksanaan program strategis Ditjen Perbendaharaanbiasanya dibantu oleh pihak profesional yang berkompeten sebagai penyedia barang/jasa, namun terdapat hal-hal yang perlu menjadi perhatian serius, seperti tingkat ketergantungan tinggi dan inefisiensi waktuserta biaya. Penulis berpandangan bahwa pelaksanaan program strategis kedepan dapat dijalankan dengan memberdayakan talent internal yang dibekali dengan berbagai kompetensi, tersertifikasi profesional dan berkonsentrasi khusus dalam pelaksanaan program berkenaan. Dalam hal ini keberadaan profesional tetap dibutuhkan, namun peranannya sebagai pihak yang memberikan asistensi dan penilai.

Ketiga, leading by example. Pemimpin dalam proses perubahan berperan sebagai agen perubahan sekaligus menjadi role model. Pemimpin diharapkan dapatmemberikan ruang yang luas pada setiap pegawai untuk berfikir progresif, visioner, kreatif dan menghasilkan sesuatu yang membawa pengaruh besar. Pemimpin yang open minded mampu menciptakan rangsangan maupun atmosfer bagi setiap pegawai untuk thinking out of the box, execute inside the box. Berbagai terobosan atau inisiasi strategis biasanya terbentur dengan ruang kebijakan yang sempit,atau batasan kewenangan dalam mengeksekusi kebijakan. Pada situasi seperti ini, dituntut pemimpin yang berada di depan memperjuangkan perubahan dengan mengajak setiap pemangku kebijakan untuk menyamakan visi dan mencari solusi bersamaserta mampu mendobrak dinding ego sektoral.

Keempat, think global, act global. Prinsip ini sejalan dengan visi Ditjen Perbendaharaanuntuk “Menjadi pengelola Perbendaharaan Negara yang unggul di tingkat dunia”.Berdasarkan hasil survei Price Waterhouse Coopers Network Leadership 2014, terdapat 5 (lima) isu global yang mengemuka, antara lain demographic shifts, technological breakthroughs, resource scarcity & climate change, accelerating urbanisation dan shift in global economic power.Upaya pencapaian visi di atas akan lebih sejalan bila dibarengi dengan merespon isu global dengan mampu mengambil perananpenting di dalamnya. Peranan sebagai representasi Kementerian Keuangan di daerah yang telah diemban akan lebih membanggakan lagi jika dapat menjadi representrasi Kementerian Keuangan pada tingkat global.Untuk itu, cetak biru transformasi kelembagaan yang disusun hendaknya dapat memasukkan unsur daya jangkaupenetrasi peranan Ditjen Perbendaharaan dalam percaturan global. Pandangan lebih jauh terhadap isu globaldi atas dijelaskan berikut ini.

Pada isu demographic shifts, berbagai negara akan menghadapi tantangan bonus demografi yang membawa dampak sosial ekonomi yang begitu besar. Pada tahun 2050 lebih dari 360 juta pekerja senior akan digantikan oleh angkatan kerja baru. Di Indonesia pada tahun 2020-2030, komposisi usia produktif mencapai 70% persen berbanding 30% penduduk usia non-produktif. Situasi ini perlu didukung dengan program pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan untuk menjamin keberlangsungan pertumbuhan ekonomi.Pada isu ini Ditjen Perbendaharaan dapat lebih berperan dengan mengoptimalkan tugas dalam spending review maupun Kajian Fiskal Regional (KFR) yang bersifat tematik dan mengkonsentrasikan pada sektor pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan, atau sektor lain untuk menyikapi tantangan bonus demografi.

Isu technological breakthroughs akan terus berkembangpesat seperti pada bidang komunikasi dan informasi, robotik dan kecerdasan artifisial.Kemajuan teknologi menjadi salah satu pemicu kuat percepatan pertumbuhan ekonomi sampai akhir dekade ini. Dengan perubahan paradigma kerja Ditjen Perbendaharaan yang lebih analitis, pelaksanaan pekerjaan akan banyak terbantu dengan kecanggihan teknologi, namun tetap saling tidak menggantikan,atautetap berada pada koridor“memanusiakan manusia dan memesinkan mesin”. Teknologi biasanya akrab dengan angkatan kerja generasi Y (lahir 1981-1990) dan Millenium (lahir 1990 ke atas), namun menjadi kendala fungsionalisasi bagi generai X (lahir 1965-1980) dan operasionalisasi bagi Baby Boomers (lahir tahun 1945-1964). Kecanggihan teknologi juga mesti disikapi dengan perubahan perilaku pelaksanaan pekerjaan ke depan. Generasi Y dan Millenium cenderung memiliki preferensi bekerja lebih fleksibel, bekerja dapat dimana saja dankapan saja dengan berorientasi pada hasil. Sementara generasi lainnyamasih berprinsip bekerja konvensional, masih mementingkan interaksi fisik dan prosedural dengan tidak mengesampingkan proses dalam pencapaian hasil/tujuan.

Dampak isu resource scarcity & climate change mungkin tidak terlalu siginifikan dirasakan Ditjen Perbendaharaan, namun pada isu accelerating urbanisation perlu dipandang sebagai tantangan yang perlu dihadapi. Dewasa ini hampir setengah penduduk dunia berdomisili di perkotaan dan diperkirakan akan mencapai 60% pada tahun 2030 dan 72% pada tahun 2050. Ketimpangan pembangunan perkotaan dengan pedesaan menjadi pemicu percepatan urbanisasi, terlebih di negara berkembang seperti Indonesia. Fenomena seperti ini meski disikapi Ditjen Perbendaharaan sebagai organisasi yang memiliki instansi vertikal tersebar di setiap provinsi sampai ke tingkat kabupaten bahkan remote area. Fenomena global tersebut terkonfirmasi dengan data preferensi tempat kerja yang menangkap kecenderungan pegawai Ditjen Perbendaharaan yang lebih nyaman untuk bekerja di perkotaan karena ketersediaan fasilitas penunjang. Hal ini bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam transformasi kelembagaan yang dijalankan dengan perampingan organisasi sebagai salah satu opsinya.

Pada isu shift in global economic power, Indonesia termasuk sebagai emerging countries (E7) bersama China, India, Brazil, Rusia, Mexico dan Turki yang pada tahun 2009 mencetak Produk Domestik Bruto (PDB) 20,9 trilyun US dollar, atau menyaingi negara yang tergabung dalam kelompok G7 (Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Kanada, Prancis, Inggris, Italia) yang mencetak 29 trilyun US dollar pada tahun berkenaan.Pada tahun 2050 pergeseran kekuatan ekonomidiperkirakan akan semakin masif dan berbalik dari G7 ke E7 denganPDB138,2 trilyun US dollar berbanding 69,3 trilyunUS dollar. Fundamental ekonomi dan berbagai indikator makro ekonomi yang positif, menjadi rapor bagus pemerintahan SBY yangtentu akan ditingkatkan di era Jokowi. Menyikapi hal ini,Ditjen Perbendaharaan bersama Badan Kebijakan Fiskal, Bappenas, BPS, BI, Kementerian/Lembaga terkait dan pemerintah daerah perlu bersinergi mendukung agenda ekonomi pemerintah. Perumusan kebijakan perekonomian yang handal dan berkualitas diharapkan dapat mendukung pemangku kebijakan mengambil keputusan yang strategis. Interaksi kelembagaan yang baik diharapkan dapat memicu upaya untuk menggali serta mengembangkan potensi ekonomi setiap daerah. Sebagai contoh, pemerintahan ke depan menargetkan desentralisasi pembangunan berbasis maritim dengan konektivitas antar pulau. Ditjen Perbendaharaan dapat mengambil peranan dengan melakukan spending review dan KFR tematik yang terkonsentrasi pada kajiandi sektor ekonomi berbasiskelautan dan mampu jeli menggali potensi pengungkit pertumbuhan ekonomi suatu daerah maupun nasional, seperti perhubungan, infrastruktur, pariwisata dan ekonomi kreatif.

Selain ditopang tiga pilar reformasi birokrasi dan beberapa gagasan di atas, segala upaya revitalisasiperan juga perlu didukung dengan strategi marketing yang menciptakan efek WOW, sehingga eksistensi Ditjen Perbendaharaan dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan dan konstelasi global dirasakan vital peranannya. Content is king, but marketing is queen.

***

el-bantani

pecandu kopi, pencinta seni

When the sun touchdown sands
get ready to back home for tomorrow
fill the empty space, narrow but widely felt
I wish you were here & missing u over and over again
(g)lazy friday is ended – with Ferna at The Bene Hotel

View on Path

Bangunkan angka, gugah fakta

Cetak biru pengelolaan SDM Ditjen Perbendaharaan jangka menengah telah dituangkan dalam sebuah Grand Design tahun 2013-2017. Terjadi pergeseran paradigma pengelola SDM yang semula berperan sebagai unit supporting dan melaksanakan tugas yang bersifat administratif, menjadi mitra strategis dalam pencapaian visi/misi dan menghadapi tantangan tugas Ditjen Perbendaharaan ke depan. Salah satu peta strategi grand design yang ditetapkan adalah pengembangan budaya kerja pegawai yang analitis, responsif dan berorientasi pada teknologi informasi. Oleh karena itu, pengelolaan SDM dituntut memiliki komitmen dan program yang sejalan dengan strategi tersebut.

Sebagaimana kita ketahui pada tahun 2013 telah dilakukan survei employee engagement oleh Bagian Administrasi Kepegawaian Ditjen Perbendaharaan yang bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Survei ini bertujuan untuk menilai kinerja pengelolaan SDM secara cover both side (kepuasan pegawai dan kontribusi pegawai terhadap organisasi) yang kemudian dipetakan dalam level engagement pegawai. Lebih jauh level engagement dianalisis dengan profil kompetensi dan kinerja pegawai yang dipetakan dalam 9 box/kuadran untuk mengetahui kedudukan/hubungan dan kemiripan karakteristik diantara keduanya.

Pada tataran praktik, terdapat beberapa permasalahan pengelolaan SDM yang tertangkap dalam survei employee engagement dan perlu ditindaklanjuti dengan kebijakan konkrit. Sebagai bahan pendukung perumusan kebijakan rekomendasi survei, diperlukan sebuah kajian/penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kajian/penelitian tersebut jika diperkaya dengan analisis data sekunder yang tersedia saat ini, seperti Sistem Informasi Kepegawaian (SIK), Analisis Beban Kerja (ABK) dan Kajian Fiskal Regional (KFR), akan lebih mempertajam kualitas kajian dan memiliki daya dorong kuat untuk perbaikan kebijakan ke depan.

azam

Sebagai langkah menjalankan peta strategi grand design dan bentuk peningkatan kapasitas pengelola SDM, mengawali tahun 2014 Bagian Administrasi Kepegawaian menyelenggarakan Workshop Metodologi Riset Terapan (Bidang Pengelola SDM) pada tanggal 10 s.d. 15 Februari 2014 di Bogor. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Ditjen Perbendaharaan dengan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB dan menjadi bagian dari program employee engagement tahun 2014.

Peserta workshop adalah pejabat/pegawai pengelola SDM atau pejabat/pegawai lain yang ditunjuk Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan berkenaan dengan kriteria memiliki kemampuan berfikir kritis dan analitis serta dipandang mampu menyelesaikan kajian/penelitian pengelolaan SDM yang akan disusun pasca workshop. Jajaran narasumber yang digawangi oleh Prof. Noer Azam Achsani memberikan materi secara komprehensif sesuai kaidah metodologi penelitian, dimulai dari perumusan masalah, desain sampling, desain instrumen/kuisioner, pengolahan dan analisis data survei yang lebih tajam dan dapat diterapkan, seperti analisis deksriptif, Importance Performance Analysis (IPA), korelasi, regresi, biplot dan korespondensi.

hands-on

Materi yang diberikan didominasi oleh penelitian kuantitatif dengan lebih melibatkan partisipasi aktif perserta (hands-on) melalui diskusi dan praktik pengolahan/analisis data. Selain itu, pada workshop tersebut juga diberikan materi mengenai penelitian kualitatif sebagai varian yang dapat dijadikan alternatif dan dapat dikombinasikan dengan penelitian kuantitatif.

Sebagai bentuk menjalin keintiman antara pengelola SDM instansi pusat dan vertikal, disela workshop disisipkan perbincangan mengenai problematika dan tantangan pengelolaan SDM Ditjen Perbendaharaan ke depan yang disajikan dalam format talkshow dengan menghadirkan Ibu Yanti Munthe (Konsultan SDM dari PT. ARA Indonesia), Bpk. Sumedi dan Ibu Tanti (Peneliti FEM-IPB) dan Bpk. Muhammad Arif yang mewakili Kepala Bagian Administrasi Kepegawaian.  Pada talkshow tersebut dikupas hasil survei employee engagement dan rencana aksi (rumusan kebijakan) sebagai bentuk tindak lanjut rekomendasi hasil survei. Perhatian khusus patut diberikan kepada pegawai crash and burners (kinerja sedang-tinggi, namun kepuasan rendah) yang setipe atau berada di kuadran 7 dan 9 (kompetensi-kinerja tinggi). Pegawai di level almost engaged diibaratkan sebagai swing voters yang rentan berubah tingkat engagement dan loyalitasnya, jika tidak terdapat perbaikan kebijakan konkrit yang mereka rasakan.

talkshow

Tantangan dan perubahan organisasi yang terlalu masif dan bahkan dirasakan volatile, perlu disikapi dengan strategi keselerasan kebijakan, salah satunya dengan kejelasan informasi quo vadis Ditjen Perbendaharaan dengan dibarengi penerapan yang gradual. Kejelasan peran dan tanggungjawab (clarity of role and responsibility) merupakan salah satu variabel yang dapat mempengaruhi engagement pegawai. Selain itu, beberapa aspek yang perlu dirumuskan dalam sebuah kebijakan konkrit adalah terkait kesempatan pengembangan pegawai (studi, beasiswa, diklat) dan pencabutan moratorium UPKP, apresiasi yang memadai, penyusunan pola karir (career path) serta penghasilan/tunjangan yang saat ini dirasa kurang sepadan dengan prestasi yang telah ditunjukan, terlebih jika dibandingkan dengan “si tetangga berisik”.

Perbaikan aspek tersebut akan dirumuskan dalam bentuk kebijakan yang didukung oleh kajian/penelitian yang akan disusun bersama oleh para pengelola SDM dan dibantu oleh para ahli yang berkompeten dengan elaborasi berbagai data/kajian yang tersedia (SIK, ABK, KFR dan data lainnya). Jika dari hasil kajian tersebut terdapat permasalahan yang urgen dan didukung dengan data dan analisis yang tajam, selama masih menjadi kewenangan Ditjen Perbendaharaan dapat ditindaklanjuti dengan kebijakan konkrit. Apabila terdapat rekomendasi tindak lanjut yang menjadi kewenangan instansi lain (Kemenkeu, BKN, Kemenpan RB atau instansi lainnya), maka kajian dimaksud akan disampaikan kepada instansi berkenaan dan didiskusikan bersama dengan harapan dapat dijadikan bahan pendukung dalam perumusan kebijakan.

rame-rame

Diakhir sessi talkshow, pembawa acara membacakan sebuah epilogue berikut :

Kita mengerti, betapa rumitnya konstruksi batin manusia

Problematikanya tak selalu ditakar dengan angka

Komposisi lintas generasi, tak perlu dibikin risi

Mari kita ramu kebijakan, dengan sedikit rigid berformulasi

 

Jika tak mampu menangkap suara populasi, gunakan saja sampling

Tak perlu pusing tujuh keliling

Selain perlu hati, mengelola SDM perlu ketajaman analisis

Membaca indikator terkuantifikasi, jangan dulu meringis

 

Yin and Yang, pekerjaan menantang, keluarga tetap disayang

Ada banyak data dihidang, sepertinya sayang untuk dibuang

 

Sudah saatnya kita menguji hipotesa

Bukan sekadar menduga-duga

 

Bangunkan angka, gugah fakta

Mari kita berkerja bersama

Satu cinta untuk Perbendaharaan kita

***

 

el-bantani

pecandu kopi, penikmat seni

————————————

@anomali coffee

17/02/2014

Indinesh

Image

Menulis tentang mereka, selalu bingung mesti dimulai dari mana, kata apa yang harus membukanya dan pesan apa yang menjadi epilognya. Saat kumulai tulisan ini, dua bidadari kecil itu sedang lelap tertidur disampingku setelah seharian menikmati waktu berkualitas bersama. Indinesh kami menyebut mereka, kependekan dari Indira Nafeeza (10-12-2009) dan Danesh Janeeta (27-06-2011).  Dilahirkan dari rahim yang sama, tentunya dari ayah dan bunda yang sama pula, pun dengan pola asuh, nutrisi dan hal secuil apapun tanpa pembedaan, namun mulai nampak warna-warni karakter dan kecerdasan yang menonjol satu sama lain.

Image

Indira Nafeeza, baru saja berulang tahun yang keempat dan sudah nampak lebih dewasa sebagai kakak. Rambut blonde keriwil gantung itu menjadi daya tarik bagi setiap mata yang memandangnya. Dari hasil Multiple Intelligence Research (MIR) di sekolahnya (Kirana Preschool), kecerdasan logis-matematis paling menonjol darinya. Terbukti dengan betapa tertarik dan cepatnya dia menyusun puzzle, mencari pasangan bentuk geometri, dan keteraturan dalam padu padan barang kesukaannya, begitu prosedural dan otak kiri banget. Di term (catur wulan) ini raport-nya tentang kecerdasan moral-karakter dan spiritual (agama Islam) berkembang sesuai harapan. Sebuah angin segar bagi kami yang khawatir bila punya anak cerdas (IQ) dan potensial secara akademik tapi tidak mempunyai moral-karakter dan agama yang kuat.

IMG_7780

Salah satu potongan kisah manis bersama Indira adalah ketika kencan menonton film Frozen, sebuah film yang tak jauh dari segala sesuatu tentang Princess yang saat ini digandrunginya. Secara umum dia sudah mulai memahami isi cerita film itu tanpa banyak bertanya dan bicara semaunya yang pasti mengganggu orang lain disekitar. Lebih berdisiplin, ramah, mulai berimajinasi dan menghargai perbedaan, sejauh ini sudah mulai ditunjukannya, tapi dia belum begitu berani mengambil keputusan dan disarankan oleh gurunya untuk lebih mengeksplorasi diri.

IMG_0569

Danesh Janeeta, tanggal lahirnya beda satu hari dengan ayahnya, saat ini sedang dalam fase di puncak manja sebagai anak bungsu. Bola mata mempesona, senyuman dan raut muka manis serta kulit eksotis menjadi daya tariknya. Berbeda dengan MIR Indira, kecerdasan bahasa dan seni musik paling menonjol dari Danesh. Dia paling suka menirukan nyanyian apapun, bahkan sudah bisa berimprovisasi dengan mengganti liriknya. Dia mulai fasih berbicara sebelum jalan, bahkan saat ini sudah mulai menanyakan setiap kata dalam bahasa inggrisnya. Di term (catur wulan) ini raport-nya tentang kecerdasan bahasa dan seni musik masih diatas kecerdasan yang lain, begitu otak kanan banget.

IMG_3413

Momen paling indah dan berharga bersama Danesh adalah ketika dia selalu tertarik jika diajak sholat berjamaah di masjid. Dia pun suka menemani ayahnya ngopi, dan mulai icip-icip menikmati kopi, tentunya dengan takaran ringan dan campuran susu. Sikap nyeleneh dan berani memilih untuk tidak di arus utama mulai terlihat darinya, terbukti jika disuruh A atau kami memilih A, dia seringkali berbeda dengan memilih B dan susah diatur untuk mengubah keputusannya. Satu hal yang menarik, dia suka beraksi dan nyeletuk dengan kalimat yang cerdas, tak terduga dan membuat kami tertawa.

Memetik strawberry di Lembang, bermain angklung di Udjo, backpacking ke Ubud, agrowisata kopi di Kintamani, mengintip warna-warni biota laut di Sabang dan bekerjasama membuat panggung boneka dari bahan daur ulang yang akhirnya jadi juara di lomba unjuk kreatifitas keluaga di term ini, menjadi mozaik indah kami yang kelak menjadi cerita manis di masa dewasa mereka nanti.

IMG_3682

Era emas mereka berada di lima tahun awal, biarkan mereka menemukan dunianya sendiri. Jangan terlalu  dalam memasukan harapan orang tua dengan mengintervensi dunia mereka. Kami hanya siapkan kanvas dan figura, biar mereka yang memilih warna dan melukiskannya. Mereka ingin seiring bukan digiring. Mereka akan menapaki undakan kejayaan dengan kakinya sendiri. Lima, sepuluh, lima belas, dua puluh, dua puluh lima dan bilangan tahun usia kedepan, kita tidak akan tahu dunia mereka seperti apa? apakah potret kecerdasan hasil MIR di lima tahun awal terbukti mencerminkan potensi dan bekal mendulang kesuksesan mereka menjalani dunianya?. Harapan kami semoga mereka jadi anak yang solehah, berbakti pada orang tua, bermanfaat bagi masyarakat, agama, nusa dan bangsa. Itu saja…

el-bantani

pecandu kopi, penikmat seni

Gerbong 5 (berganti moda)

Image

06:40

terjun dari hunian vertikal, lantai 9 ke lobby

ragam wewangian merebak, “pagi” (tanpa selamat)

06:55

tap in

menunggu sejenak, datang menghampiri

07:00-07:45

pintu disesaki, bersebadan lagi

keringat menyapa lebih dini, “pagi” (dengan selamat)

 “suami gua brengsek, gak tahu diri”,

“hahaha…. lucu banget ya semalem”

“ya pak, filenya dah saya e-mail”

“BB ku hang, kenapa nggak di WA aja sih”

“terima kasih ya semalem, minggu depan lagi yah”

 “menunggu antrian” “haduuuh, dipotong lagi dah TC-ku”

 “jangan senggol-senggol mas”,.. “eeeh kalau mau nyaman naek taxi mba”

berganti moda

tepat berhenti di tangga

bahkan untuk keluar pun bersebadan lagi, di tangga

tap out

*****

20:55

tap in

termangu merenung, satu perhentian lagi

21:00-21:30

kursi leluasa, saling berjauhan, dingin.

keringat enggan keluar, ketemu lagi, “malem” (tanpa selamat)

jemari saling menyentuh piranti, punyamu, punyaku, erotis.

benak menggeliat sejenak

dimana panggung baru penyanyi buta itu?

dimana tukang senter itu jualan?

dimana pekerja burtok (bubaran toko) itu berkencan?

berganti moda

21:30

tepat berhenti di tangga

melompat gembira, tanpa bersebadan

tap out

21:45

singgah sejenak di ****mart, membeli amunisi, grab and go

mendaki hunian, lobby ke lantai 9

wangi serupa mengakrabi

gaun putih dan senyum mengembang “malam” (dengan selamat)

25

membuka lembaran buku yang ditandai kemarin malam

mode sleep piranti, berhentilah kau nge-path

22:30

plug in

bersebadan lagi

berkeringat lagi

plug out

 

02:30

bangun lagi, stacato mimpi

04:00

tidur lagi,bangun lagi, dejavu

 

05:00

bersebadan dengan-Mu

memulai hari

***

Me(y) akhirnya mengerti (Liputan Treasury Writers Festival 2013)

Image

Treasury Writers Festival 2013 baru saja dihelat tanggal 25 s.d. 29 November 2013 di Imah Seniman, Lembang-Bandung. Kegiatan ini merupakan bagian dari tahapan Lomba Unjuk Kisah Nusantara (Lukisan) yang mempertemukan 15 (lima belas) nominator untuk saling berinteraksi dalam sebuah gelaran literasi. Didisain tidak seperti layaknya sebuah kompetisi, dikemas secara casual, kental seni dan mengajak untuk kembali asyik masyuk dengan alam. Peserta melebur dengan panitia/juri tanpa sekat superior-inferior, pengisi acara setiap sesinya diperankan oleh peserta dengan tujuan untuk mengajak keterlibatan sesama, karena sejatinya festival ini milik bersama.  Mohon maaf kegiatan ini tanpa sapaan “semangat pagi”, “hai, hallo hallo hai”, atau tembak-menembak di arena paintball, melayang dengan flying fox, dan teriakan hore-hore, hahaha-hihihi,  hip-hip hura-hura. “Bila kegiatan ini dianggap hura-hura, Saya yang akan berada di depan menjelaskannya”,  ujar Bpk. Tata Suntara (Sesditjen Perbendaharaan). Sungguh sebuah pernyataan apresiatif dan oase untuk para pencinta sastra dan seni murni tanpa balutan dalih cabul (capacity building). Aaah,,, ternyata Me(y) akhirnya mengerti bahwa kesamaan passion yang membuat “pegawai berkebutuhan khusus” ini antusias menikmati festival.

Image

Ngariung Mungpulung atau berkumpul bersama adalah sesi introduksi profil setiap nominator, presentasi karya tulis yang dikirimkan dan proses kreatifnya, serta berbagi segala hal tentang dunia tulis menulis. Tidak ada hujan kritik pedas “seharusnya begini, semestinya begitu” layaknya petuah, yang ada adalah ungkapan kekaguman dari juri sebagai penikmat sastra dan seni. Kita harus sadar diri bahwa organisasi kita masih kikir puji dan fakir apresiasi. Hari itu gemericik hujan membasahi danau, bunga dan bebatuan bergua di area pendopo pemancingan yang menjadi latarnya, begitu romantis. Hari itu alam seakan menjawab kenyamanan artifisial yang ditawarkan oleh hotel-hotel berbintang. Saat matahari berselimut dan bulan menampakan ke(tidak)perawanannya, film Linimassa 2 diputar dan dilanjut dengan talkshow bertema keep blogging. Dialog santai diselingi gelak tawa namun penuh kedalaman dan mutu pembicaraan menjadi selimut dari dinginnya malam itu. Aaah,,, ternyata Me(y) akhirnya mengerti betapa hangatnya kebersamaan.

Image

Hari berikutnya dibedah buku “Dua tangis dan Ribua Tawa”, sebuah kumpulan CEO notes Dahlan Iskan sewaktu menjabat sebagai Dirut PLN. Pada sesi ini dikupas figur Menneg BUMN ini tanpa muatan politis, melainkan menampilkan cara beliau mengkomunikasikan setiap kebijakan, fakta di lapangan berdasarkan kunjungan kerja. Dahlan juga mengajak pegawai setiap lini untuk mencari solusi  bersama dari permasalahan-permasalahan dalam sebuah tulisan dengan gaya bertutur yang khas, tanpa terkesan memerintah, apalagi khotbah. Di sesi ini pula air mata Bpk. Tata Suntara mengalir sewaktu memberikan sambutan, beliau teringat memori indah saat bertugas di salah satu daerah dengan selaksa kenangan bersama keluarganya. Aaah,,, ternyata Me(y) akhirnya mengerti betapa berharganya waktu.

Image

Pertunjukan petang di Saung Angklung Udjo memberikan atmosfer maha dahsyat dan membuat merinding. Wayang golek, helaran, tari topeng, angklung arumba, angklung toel dan tentunya angklung interaktif yang mengajak penonton  memainkan angklung bersama dengan panduan instruktur, membuat kita faham menginterpretasi filosofi angklung. Harmoni lagu daerah, nasional dan asing pun mengalun dari alat musik bambu sederhana ini, layaknya sebuah orkestra klasik bercita rasa tinggi. World Intangible Heritage dari UNESCO memang layak disandang dan sepatutnya kita lestarikan. Itinerary menikmati tarian darwis berputar di Bhosporus dan opera di Sydney urung ditunaikan Me(y). Aaah,,, ternyata Me(y) akhirnya mengerti betapa luhurnya budaya nusantara.

Image

Sesi writing clinic merupakan kesempatan berharga bagi nominator untuk mendapatkan pengetahuan dan pencerahan dalam meningkatkan keterampilan menulis.  Pada sesi ini narasumber memberikan materi menulis kreatif dengan membangkitkan fungsi otak kanan, menemukan AHA moment, cara menulis deskriptif, bermetafora, dan lain sebagainya. Aaah,,, ternyata Me(y) akhirnya mengerti bahwa menulis itu skill, bukan bakat.

Image

Pembacaan puisi, lagu daerah dan aksi teatrikal/drama para nominator mewarnai malam pentas seni dan pengumuman pemenang Lukisan. Pada aksi teatrikal/drama yang mengetengahkan tema hitam-putih dibuka dengan keluarnya pemeran utama (Puguh Hermawan) dari sarung sebagai simbolisasi lahirnya manusia dari rahim sang bunda. Setelah mendapat cahaya (kehidupan), pemeran utama silih berganti diajak kebaikan oleh pemeran berbusana putih dan dibujuk rayu keburukan oleh pemeran berbusana hitam. Setiap  manusia pastinya dihadapkan dengan dilema dalam memilih hitam-putih di setiap fase hidupnya. Standing ovation dari beberapa pasang mata yang menyaksikan aksi seni singkat namun sangat mengagumkan ini, walaupun tak ada dialog atau aksi pengocok perut. Aaah,,, ternyata Me(y) akhirnya mengerti betapa organisasi ini perlu amphitheatre untuk karya seni tinggi ini, bukan hanya panggung parodi.

Image

Sebagai bentuk CSR kecil-kecilan, pada malam itu para nominator mendonasikan buku bermuatan pendidikan dan konten yang mendidik kepada gerakan @bukuntukpapua. Semoga setiap lembar bukunya mengalir berjuta cahaya, semoga setiap aksara membuka jendela dunia bagi mereka disana yang tidur diatas emas dan berenang diatas minyak. Aaah,,, ternyata Me(y) akhirnya mengerti betapa indahnya berbagi.

Image

Penggalan kalimat indah karya Lukisan dibacakan bergiliran oleh Bpk.Harry Surjadi (juri profesional), Bpk. Tata Suntara (Sesditjen Perbendaharaan), Bpk. Joko Wihantoro (Kepala Kanwil Ditjen Prov. Jabar) dan Bpk. Teguh Dwi Nugroho (Kabag Administasi Kepegawaian).  Selamat untuk Abd. Gafur (KPPN Makassar II/KPPN Kendari), Komang Ayu Kumaradewi (KPPN Jakarta IV/Dit. APK), Pringadi Abdi Surya (KPPN Sumbawa Besar), Puguh Hermawan (KPPN Ruteng/Dit. PA) yang dinobatkan sebagai 4 (empat) penulis terbaik Lukisan 2013. Selanjutnya mereka diberikan tanggung jawab untuk menyusun buku Antologi Insan Perbendaharaan yang bergenre fiksi berdasarkan cerita nyata pegawai Ditjen Perbendaharaan dengan orientasi industri buku nasional. Para nominator lainnya juga akan diberikan tanggung jawab menyusun buku serupa dengan orientasi pembaca internal Ditjen Perbendaharaan. Takjubnya kita bahwa 15 nominator Lukisan didominasi pegawai Gen Y, PR kita untuk memberikan mereka halaman yang luas, panggung yang megah, podium yang tinggi dan kesempatan yang terbuka baik kedinasan maupun non kedinasan. Jangan “kubur mereka hidup-hidup”, karena mereka akan “gentayangan” dengan talent-nya.

Image

Semoga dengan penyelenggaraan Lukisan dan Treasury Writers Festival tahun ini memberikan manfaat besar bagi peningkatan kompetensi pegawai dan budaya menulis di Ditjen Perbendaharaan. Panitia mengucapkan mohon maaf bila ada yang kurang berkenan dan kepada semua pihak yang terlibat kami ucapkan terima kasih.

Me(y) akhirnya mengerti pesan Cerita-Cerita yang Mungkin Ada di Kisah Cinta Kita yang Dipisahkan Tiga Pesawat Udara yang dituturkan oleh Pringadi Abdi Surya.

Me(y) akhirnya mengerti bahwa ceritanya menjadi Memorabilia Kisah-Kisah bagi Abd. Gafur.

Me(y) akhirnya mengerti bahwa dia harus bertemu Jung (Potret Kebanyakan dari Kita), sosok yang ditampilkan oleh Komang Ayu Kumaradewi.

Me(y) akhirnya mengerti Tarian Caci yang diperagakan Puguh Hermawan.

Me(y) akhirnya mengerti tentang ketidakmengertiannya.

Me(y) akhirnya mengerti.

Me(y) akhirnya.

Me(y).

Me.

 

el-bantani

Inisiator Program Lukisan & TWF 2013

Pengumuman Nominator Pemenang Lukisan 2013

Decak kagum matamelihat Memorabilia Kisah-Kisah yang terpajang di ruang pamer Lukisan. Goresannya menguak tabirCerita-Cerita yang Mungkin Ada di Kisah Cinta Kita yang Dipisahkan Tiga Pesawat Udara, walau hanyaSukata Matau (sekejap mata),tapi jelas tegas mengguratkan kisah sahabatku, sebut saja diaJung (Potret Kebanyakan dari Kita).

Adalah romansa kala bibir kita saling mengecupkehangatan Bajigur,sembari menyaksikan Tarian Caci,sebuahlabirin penghibur dari  pertengkaran karena(Ketidakmengertian Mey),istrimu. Tarian yang bukan sekadar mediumpembuktian maskulinitassebagaiPutra Nusantara, tapi juga ekspresi kasih sayang.Andai memori bisa direkonstruksi, aku ingin mengajakmu ke sebuah pulau eksotis untuk melihatSisi Lain Negeri Eks Tahanan Politik, pun untukmenelisik persemayamanTreasury Passion(untuk)Sebuah Introspeksi.

Aku kembali teringatPesan Mande (Ibu), padaJong Borneo, Jong Java, Jong Celebesuntuk persisten berjuangdan merekatkan komitmen. Mereka berikrarKami Berubah”, tidak perlu menunggu sampai tahun 2035.

Dibalik kubikel ini, walau kita dianugerahikecanggihan perangkat teknologiterkini, aku memilihmenulisSurat untukmu kawan,pada sebuah kanvas Lukisan, bukan secarik disposisi.

***

Sampai dengan batas waktu pengiriman naskah Lomba Unjuk Kisah Nusantara (Lukisan) pada tanggal 31 Oktober 2013, panitia telah menerima 131 naskah dari 94 pegawai dalam bentuk artikel ilmiah, feature, cerpen dan puisi. Dengan memperhatikan relevansi tema, kesesuaian dan keutuhan tulisan, diksi, gaya bahasa, ejaan, tata bahasa, orisinalitas ide, plot, konflik, rumusan masalah dan opini/solusi, serta muatan konten lokal budaya nusantara,dewan juri yang terdiri Bpk. Harry Surjadi (http://www.ubudwritersfestival.com/writers/harry-surjadi/) dan juri internal menetapkan nominator pemenang Lukisan tahun 2013 adalah:

No.

Nama

NIP

Jabatan

Unit Kerja

Judul Karya

1

Abd. Gafur

198504292003121001

Pelaksana

KPPN Ambon

Sisi Lain Negeri Eks Tahanan Politik

2

Abd. Gafur

198607292006021008

Pelaksana

KPPN Makassar II

(diperbantukan di kantor pusat)

Memorabilia Kisah-Kisah

3

Anas Isnaeni

198905212010121003

Pelaksana

KPPN Painan

Treasury Passion : Sebuah Introspeksi

4

Eko Supriyanto

197704191999031001

Pelaksana

KPPN Makassar I

Jong Borneo, Jong Java, Jong Celebes

5

Gunawan Wiyogo Siswantoro

198905042012101001

Pelaksana

KPPN Timika

Andai

6

Hadi Nursahid

197308151994021002

Pelaksana

KPPN Palu

Putra Nusantara

7

Ira Istiqamah

198605162006022002

Pelaksana

KPPN Batam

Surat untukmu kawan

8

Komang Ayu Kumara Dewi

198610252006022001

Pelaksana

KPPN Jakarta IV

(diperbantukan di kantor pusat)

Jung (Potret Kebanyakan dari Kita)

9

Lalu Fauzul Muna

198606192006021002

Pelaksana

KPPN Makale

Kami Berubah

10

Maman Abdurrohman

198709212010121001

Pelaksana

KPPN Langsa

Bajigur

11

Pringadi Abdi Surya

198808182010121002

Pelaksana

KPPN Sumbawa Besar

Cerita-Cerita yang Mungkin Ada di Kisah Cinta Kita yang Dipisahkan Tiga Pesawat Udara

12

Puguh Hermawan

198411242006021004

Pelaksana

KPPN Ruteng

(diperbantukan di kantor pusat)

Tarian Cari (Ketidakmengertian Mey)

13

Raden Soepriadi

198210212001121003

Pelaksana

Dit. Sistem Perbendaharaan

Sukata Matau

14

Sachrul Damhudi

198303222002121003

Pelaksana

Sekretariat Direktorat Jenderal

Pesan Mande (Ibu)

15

Tito Eldhika Bayu Pradhana

198812082010121003

Pelaksana

KPPN Kuala Tungkal

2035

 

 

Keputusan juri bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat. Panitia Lukisan diberikan hak yang tidak terbatas dan berkesinambungan terhadap naskah yang dikirimkan peserta dan diberikan ijin untuk mengedit, mendistribusikan, menampilkan, menyediakan, mempublikasikan dan mereproduksi karya, termasuk menerjemahkan kedalam bahasa lain.

Kami ucapkan selamat kepada para nominator, sampai bertemu di Treasury Writers Festival 2013tanggal 25-29 November 2012 di Imah Seniman, Lembang-Bandung.

Tema festival tahun ini adalah “Nyaur kudu diukur nyabda kudu di unggang”, sebuah pribahasa Sunda yang berarti jika bersuara atau mengemukakan pendapat secara lisan maupun tulisan harus tepat, jelas, bermakna, tidak asal bunyi (asbun) atau bersuara dengan penuh pertimbangan.

Kegiatan literasi yang akan diselenggarakan selama festival antara lain Ngariung Mungpulung (presentasi), talkshow, bedah buku, pemutaran film, coffeelogue, writing clinic, gelar budaya (angklung interaktif) dan drop-off buku untuk Papua.

Sebagai wujud tanggung jawab sosial dan pendidikan, pada festival tersebut peserta diharapkan membawa buku bermuatan pendidikan atau konten yang mendidik yang selanjutnya akan didonasikan untuk masyarakat papua melalui gerakan @bukuuntukpapua (http://bukuntukpapua.org).

Penyelenggaraan festival ini menjadi melting potbagi para “pegawai berkebutuhan khusus” yang mempunyai ketertarikan pada dunia penulisan yang diharapkan menjadi energi terbarukan dan dapat membawa dampak positif bagi Ditjen Perbendaharaan.

 

Panitia Lukisan 2013

pengumuman nominator LUKISAN

Lipatan Adegan Cangkir

Image

Menerima tawaran kerlinganmu, sama seperti beberapa bulan lalu, saat kau membeli kesan untuk ditukar kemudian. Malam itu, saatnya kau menukarnya dengan ajakan rebahan lelah, hanya untuk rehat dari penat penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), “hanya sejenak” ujarnya. “Aku hanya ingin larutkan pembicaraan dalam sebuah cangkir, Aku rindu pegangan eratmu di pinggang cangkirku, ada banyak yang terserak yang seakan mengerak jika tidak dituangkan tepat di cangkirmu” sekali lagi dia memintaku.

***

Kurasa aku mulai tersesat di selasar pendopo kasultanan, “dimana Maulana Hasannudin ?,  aku ingin menyelip di Surosowan, aku tak ingin terisolir di Kanekes, aku ingin berlindung, berlindung di balik keshalihanmu,  Syekh Nawawi Al-Bantani.

 “Maaf pak Tubagus, Saya tak bisa terima tawaran itu, kagok ari salembur mah, bisi kabeulit politik dinasti, siga nu keur rame diberitakeun di TV tea.

***

Kamu memilih pilihan biji-biji kopi yang sudah kutebak, tapi itu tak tersedia karena malam yang tak merestuinya, bukan karena gangguan cuaca atau rantai pasokannya. Lalu ku tawarkan pilihan biji-biji kopi resmiku, sudah bisa kutebak kamu tak kuasa menolaknya.

Sluuurp… sluuurp… aku menikmatinya. “Gimana sih caranya” dia berujar manja. Sepertinya dia terkesima dengan french press dihadapannya. Lalu secara lembut perlahan dia menekannya serupa mengikuti tekananku. Lalu dituangkannya tanpa pemanis sebulirpun, dia mencoba menikmatinya tanpa sehelai rasa lain mengintervensi, tanpa silouet sachet-an. Aku tahu kau merasakan pahit keasaman, persis seperti tertera di lipatan lidah dan binar rona dibawah matamu. Kita memang bukan cupper sejati, tuangkan saja beberapa bulir biar terasa manis, semanis ajakanmu malam ini.

***

“Aku tunggu di bangku taman putro phang”, aku hanya pinjamkan kalimat ini untuk kamu kembalikan nanti di tanggal 17 Desember 2008. “Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi? bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? dan saling menyayang bila ada ruang?”. Kurasa kita sudah jelas diarahkan oleh Laksamana Keumalahayati, sang nahkoda cinta kita, bukan Dewi Lestari.

“Bun… nanti malam ada tamu dari Istanbul, dia utusan Sultan Selim II, bikin timpan atau pulut yah !, jangan lupa juga beli kopinya di Solong

***

Disela pembicaraan, aku berikan sebuah karya sastra yang terangkai indah dan saling terpagut satu sama lain, karya itu dari seseorang yang menurutku fasih memahami kedua cerita yang punya benang merah itu. Bukan kebetulan, itu adalah pengganti biji-biji kopi yang tidak tersedia malam ini, berasal dari dataran tinggi  yang sama. Sesaat kemudian, kamu bersemedi diatas iPad-ku, menikmati dan memangkunya hangat. Bayanganku membawa lipatan masa sewaktu menyusuri jalanan Pontianak-Sanggau, sebuah lintasan dimana kopi dinikmati secara hitam, persis sehitam bijinya. Sebuah kriminalisasi, seharusnya kopi dinikmati suci dengan selaksa filosofi.

***

Kamu mulai mengajaku berlayar dengan pinisimu, walaupun sempat singgah di Labuhan Bajo, tapi tetap kamu tawarkan kapurung dan konro bakar sebagai menu utama, yang tentunya dinikmati sambil duduk pada bilahan papan di bibir pantai pulau Selayar, sambil menunggu senja, senja yang tak diburu atau dibeli, tapi digandrungi. Maaf, aku ditunggu kabut pagi di Kintamani dan senja di Kaimana untuk mempresentasikan Kajian Fiskal Regional (KFR). Sebenarnya aku mau KFR-ku bisa menggapai tingginya ombak di Simeleu dan melayang diatas langit Grasberg.

***

“Sepertinya kita ada yang memata-matai”. Siapa ? dia adalah komitmen kita, sebuah ucapan sakral yang disaksikan langit dan Tuhan tentunya.

“Sepertinya pembicaraan kita disadap”. Siapa yang sadap ? dia adalah prasangka negatif aku, kamu, kita, kalian dan mereka.

Lights will guide you home, and ignite your bones, I will try to fix you”, Christ Martin-Coldpay mengalunkankan indah lirik lagu yang menjadi penutup hari ini.

“Sepertinya kita harus mengakhirinya” Kenapa ? karena perempuan di belakangku mengajak pulang. “Kenapa bukan aku yang kau ajak, kenapa ?” karena kamu akan selalu ku ajak di saat aku tak bersama kalian dan mereka yang memata-matai dan menyadap kita.

“I think that possibly, maybe I’m falling for you….  I never knew just what is was, about this old coffee shop I love so much, all of the while I never knew” (Falling in love at a coffee shop, Landon Pigg).

***

@anomali coffee

Setiabudi, Jaksel

 

el-bantani

pecandu kopi, penikmat seni

 

*terinspirasi oleh percikan karya-karya pegawai Ditjen Perbendaharaan dalam Lomba Unjuk Kisah Nusantara (Lukisan) tahun 2013.

Treasury Writers Festival 2013 dan Apresiasi Pemenang Lomba Unjuk Kisah Nusantara (Lukisan)

Sebagai bagian dari tahapan Lomba Unjuk Kisah Nusantara (Lukisan) dan penyusunan buku Antologi Insan Perbendaharaan, akan diselenggarakan Treasury Writers Festival 2013 pada tanggal 25 s.d. 29 November 2013 di Bandung.

 

Pada festival dimaksud akan dipresentasikan karya tulis peserta lomba yang lolos tahap penjaringan dan kegiatan lain terkait literasi seperti bedah buku, writing clinic, pemutaran film, talkshow dan gelaran seni budaya nusantara (angklung interaktif).

 

Perlu diinformasikan bahwa bentuk apresiasi kepada pemenang lomba Lukisan adalah :

  1. Dilibatkan dalam penyusunan buku dan film Antologi Insan Perbendaharaan
  2. Diberikan penugasan (travel writing) ke beberapa KPPN filial untuk menulis segala sesuatu tentang KPPN filial yang hasilnya akan dituangkan dalam buku dan film tersebut
  3. Diikutsertakan dalam pelatihan menulis (writing clinic)
  4. Dipetakan ke dalam talent pool pegawai Ditjen Perbendaharaan
  5. Apresiasi lain dalam bentuk materil.

 

Dari penyelenggaraan festival ini, diharapkan dapat menumbuhkan budaya menulis di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan memberikan manfaat positif bagi kinerja pegawai dan organisasi.

 

Klik Surat resmi dan susunan acara

 

Panitia Treasury Writers Festival 2013

Treasury Writers Festival 2013 dan Apresiasi Pemenang Lomba Unjuk Kisah Nusantara (Lukisan)

Sebagai bagian dari tahapan Lomba Unjuk Kisah Nusantara (Lukisan) dan penyusunan buku Antologi Insan Perbendaharaan, akan diselenggarakan Treasury Writers Festival 2013 pada tanggal 25 s.d. 29 November 2013 di Bandung.

 

Pada festival dimaksud akan dipresentasikan karya tulis peserta lomba yang lolos tahap penjaringan dan kegiatan lain terkait literasi seperti bedah buku, writing clinic, pemutaran film, talkshow dan gelaran seni budaya nusantara (angklung interaktif).

 

Perlu diinformasikan bahwa bentuk apresiasi kepada pemenang lomba Lukisan adalah :

  1. Dilibatkan dalam penyusunan buku dan film Antologi Insan Perbendaharaan
  2. Diberikan penugasan (travel writing) ke beberapa KPPN filial untuk menulis segala sesuatu tentang KPPN filial yang hasilnya akan dituangkan dalam buku dan film tersebut
  3. Diikutsertakan dalam pelatihan menulis (writing clinic)
  4. Dipetakan ke dalam talent pool pegawai Ditjen Perbendaharaan
  5. Apresiasi lain dalam bentuk materil.

 

Dari penyelenggaraan festival ini, diharapkan dapat menumbuhkan budaya menulis di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan memberikan manfaat positif bagi kinerja pegawai dan organisasi.

 

Klik Surat resmi dan susunan acara

 

Panitia Treasury Writers Festival 2013

– See more at: http://10.0.10.234/hrc/treasury-writers-festival-2013-dan-apresiasi-pemenang-lomba-unjuk-kisah-nusantara-lukisan/#sthash.VeRnKY7s.dpuf

L U K I S A N ( Lomba Unjuk KISah nusANtara ) tahun 2013

Image

Ditjen Perbendaharaan sebagai organisasi besar yang memiliki karakteristik SDM beragam dengan ketersebaran unit kerja hampir di setiap wilayah nusantara, menyimpan berbagai kisah baik suka maupun duka dari setiap pegawainya yang sangat menarik jika diabadikan dalam sebuah buku yang akan dinamakan Antologi Insan Perbendaharaan yang berupa kumpulan karya tulis (antologi) dari setiap pegawai dalam berbagai bentuk kesusastraan seperti cerpen atau puisi, maupun tulisan ilmiah populer seperti artikel yang mengungkapkan fakta disertai opini pribadi dan saran/masukan terhadap organisasi yang dibatasi pada lingkup bidang pengelolaan SDM.

Sebagai tahap awal, kami akan melakukan penjaringan kepada pegawai yang memiliki kemampuan dan kemauan menulis dalam sebuah lomba yang dinamakan Lomba Unjuk Kisah Nusantara (Lukisan) dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

  • Peserta lomba terbuka untuk seluruh pegawai maupun pejabat Ditjen Perbendaharaan di instansi pusat maupun daerah yang dinilai oleh juri profesional (penulis/jurnalis) dan juri internal yang ditunjuk;
  • Muatan Karya tulis tidak mengandung SARA, politik dan pornografi serta lebih diutamakan yang mengeksplorasi keunikan budaya, kearifal lokal, pariwisata dan kekayaan alam nusantara.
  • Karya tulis tidak dibatasi jumlah kata dan dapat disertakan dengan foto atau media audiovisual
  • Disampaikan secara langsung oleh peserta melalui email lukisan.perbendaharaan@gmail.com dengan mencantumkan nama, NIP, unit kerja, akun media sosial dan alamat blog (jika ada) paling lambat tanggal 31 Oktober 2013;

Bagi peserta yang memenuhi persyaratan pada tahap penjaringan, akan di panggil untuk mempresentasikan hasil karya tulisnya secara langsung dihadapan para juri. Selanjutnya bagi peserta yang lulus tahap presentasi, tulisannya akan dijadikan bahan penyusunan buku Antologi Insan Perbendaharaan yang akan dilakukan penyuntingan lebih profesional dan diupayakan untuk dipasarkan ke industri buku nasional dalam jangka pendek serta industri film nasional dalam jangka panjang.

Manfaat positif jika buku tersebut masuk ke industri buku atau film nasional diharapkan dapat menjadi branding eksistensi Ditjen Perbendaharaan di mata masyarakat Indonesia yang peranannya sangat penting bagi pembangunan nasional.

download surat resmi disini : LUKISAN

 

 

 

Panitia Lukisan

Bagian Administrasi Kepegawaian

021- 3449230, ext. 5115

lukisan.perbendaharaan@gmail.com

lukisanperbendaharaan.wordpress.com